KULIAH KERJA NYATA
TEMA
PRODUKSI
PETERNAKAN, PENDIDIKAN, UMKM DAN EKONOMI KREATIF
LOKASI
DESA MANGUNREJO, KECAMATAN KEBONAGUNG, KABUPATEN DEMAK
Oleh:
Dr. Ir. Eka Handayanta, M.P
NIP. 196412081989031001
UNIT PENGELOLA KULIAH KERJA
NYATA
LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
JULI 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Lokasi KKN
Program kegiatan kuliah kerja nyata tematik
integratif dengan tema peningkatan peternakan, Pendidikan, UMKM dan ekonomi
kreatif pada tahun 2016 dilaksanakan di Desa Mangunrejo. Desa Mangunrejo
terletak di Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah. Desa
Mangunrejo termasuk dalam wilayah dataran rendah. Kondisi suhunya cukup baik digunakan untuk lahan peternakan dan menjadi salah
satu sumber mata pencaharian masyarakat.
Di Desa Mangunrejo
terdapat enam dusun yakni dusun Paseban, Prangetan, Galan 1, Galan 2, Galan 3,
dan Ambil-Ambil. Ada 6 RW, 37 RT, 9 BPD, dan 9 LKMD. Jumlah kepala keluarga
(KK) yang ada di Desa Sidomulyo yakni 1795 KK dengan total penduduk sejumlah
4752 warga yang terdiri dari 2370 laki-laki dan 2384 perempuan dan hampir 100
% beragama Islam. Mata pencaharian
warga desa Sidomulyo sebagian besar adalah petani.
Desa Mangunrejo merupakan salah satu dari 14 Desa yang ada di
Kecamatan Kebonagung dengan luas wilayah 496,777
Ha. Dengan
rincian batas – batas:
-
Sebelah Utara : Desa Karangrejo
-
Sebelah Timur : Desa Merak
-
Sebelah Selatan : Desa Werdoyo
-
Sebelah Barat : Desa Babat
Desa mangunrejo memiliki sarana dan prasarana yang sudah cukup memadai, dimana untuk
sarana pendidikan sendiri telah ada dua pendidikan anak usia dini (PAUD), tiga taman kanak-kanak (TK) dan empat sekolah dasar (SD).Sarana peribadatan di Desa Mangunrejo sendiri telah
ada enam
Masjid dan dua puluh tujuh Mushola bagi tempat peribadatan bagi masyarakat Desa Mangunrejo yang
mayoritasnya adalah pemeluk agama Islam. Desa Mangunrejo sendiri memiliki balai desa yang biasa
digunakan untuk pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh perangkat desa, serta berbagai
sarana olahraga seperti lapangan telah dimiliki oleh desa tersebut. Dalam sektor kesehatan pun telah terdapat
poliklinik desa (polindes) dan posyandu yang dilaksanakan sekali dalam sebulan
di setiap rukun warga di desa tersebut.
Potensi sumber
daya alam yang dimiliki Desa Mangunrejo adalah lele, dimana mayoritas warga
memiliki ternak lele baik didalam maupun di halaman rumah masing-masing warga. Bibit
lele yang dipelihara oleh warga merupakan bibit yang berkualitas baik sehingga
apabila panen tiba para warga menjualnya ke pasaran. Namun belum ada inovasi dari
warga untuk mengolah lele tersebut agar memilikki nilai ekonomi yang lebih
tinggi, layaknya dijadikan olahan berupa kerupuk maupun nugget lele.
Jumlah penduduk
Desa Mangunrejo yang paling banyak adalah perempuan, namun jumlah mayoritas
tersebut tidak mendukung kegiatan PKK di sana. Karena kegiatan PKK di desa
Mangunrejo masih belum aktif. Apabila ada pertemuan ibu-ibu PKK biasanya hanya
diisi dengan arisan. Padahal potensi para ibu-ibu PKK tersebut dapat
dikembangkan. Apalagi mayoritas suami dari ibu-ibu PKK adalah peternak lele.
Pemberdayaan tersebut dapat dilakukan melalui pelatihan untuk meningkatkan
kreativitas dan potensi ibu-ibu PKK. Dalam hal ini, kegiatan yang dilakukan dapat
berupa pelatihan keterampilan membuat kerajinan, melatih ibu-ibu PKK agar lebih
kreatif dalam berwira usaha antara lain dengan pelatihan membuat nugget lele
yang bernilai ekonomis tinggi.
Mayoritas warga
di desa Mangunrejo selain ternak lele terdapat juga warga yang memiliki ternak
puyuh. Untuk ternak puyuh sendiri terbilang sangat mudah dan hasilnya juga
lumayan. Telur dari puyuh biasanya diambil oleh pengepul. Untuk makanannya
biasanya sudah disediakan oleh pengepul. Jadi untuk menjadi peternak puyuh
tidaklah sulit dalam mencari makanan puyuh karena sudah disediakan oleh
pengepul telur, dan mengenai pembayaran makanan puyuh biasanya peternak puyuh
membayarnya menggunakan telur yang dihasilkan oleh puyuh serta sisanya biasanya
diminta dalam wujud uang. Meskipun ternak puyuh dibilang mudah namun masih ada
permasalahan yaitu mengenai limbah kotoran puyuh. Para warga peternak puyuh di
desa Mangunrejo belum berhasil untuk membuat pupuk dari kotoran puyuh, maka
dari itu dibutuhkan pelatihan dalam pembuatan pupuk kompos dengan bahan dasar
kotoran puyuh.
B.
Maksud
dan Tujuan Laporan
Penyusunan laporan
akhir Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik integratif dengan tema peningkatan
pertanian, UMKM, dan ekonomi kreatif Desa Sidomulyo tahun 2016 memiliki maksud
dan tujuan untuk :
1. Memberikan informasi terkait gambaran umum
lokasi KKN.
2. Memberikan informasi terkait
permasalahan-permasalahan yang dihadapi lokasi KKN.
3. Memberikan informasi terkait
permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di lokasi KKN.
4. Memberikan informasi terkait kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan mahasiswa selama di lokasi KKN.
5. Memberikan ulasan hasil dan evaluasi
pelaksanaan program KKN di lokasi.
C.
Program
Pembangunan Yang Telah Ada di Lokasi
Menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Des), program
yang dilakukan Desa Sidomulya adalah:
1.
Bidang Fisik
a.
Perhubungan
-
Gapura desa
-
Pintu pagar balai desa
-
Pengecoran jalan
b.
Irigasi
-
Talut (Tanggul Penahan Sungai)
-
Pembangunan
sungai uatama
c.
Prasarana olah raga
-
Pengembalian fungsi lapangan
d.
Bidang Keagamaan
-
Mushola
-
Renovasi
Masjid
-
Madrasah 2
2.
Bidang Penanggulangan Kemiskinan
- Bantuan Raskin
- Bantuan sarana Gakin
- Bantuan Askeskin/Jamkesmas
3. Bidang Kesehatan
- Posyandu
-
Peningkatan Program KB
-
Pembangunan Poliklinik Desa
- MCK Umum
4. Bidang
Pendidikan
- Beasiswa
- Rehab PAUD dan TK
5.
Bidang Pemuda, OR & Seni
Budaya
- Pembinaan Karang Taruna
- Pembinaan Olah Raga
- Pembinaan Seni dan Budaya
6.
Bidang Keagamaan
- Pembinaan kerukunan antar umat beragama
- Bantuan masjid
7. Bidang Keamanan & Ketertiban
- Penyuluhan hukum
- Optimalisasi fungsi poskamling
8. Bidang Pertanian
- Pemberdayaan Kelompok Tani
- Pembuatan Balai Pertemuan Kelompok
Tani
- Pengadaan benih
- Penguatan lumbung pangan
- Pengawasan pupuk bersubsidi
9.
Bidang Ekonomi
- Pengembangan kemampuan hidup
- Pinjaman PNPM
- BMT
10. Bidang Pemerintahan
- Bintek
- Pengadaan sarana Kantor Desa
- Pengisian Perangkat
- Pembuatan produk-produk hukum desa
D. Metode dan Sistematika Pembahasan
1. Metode
a.
Waktu dan
Tempat Pelaksanaan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik integratif
dengan tema peningkatan peternakan, Pendidikan, UMKM dan ekonomi kreatif tahun
2016 dilaksanakan di Desa Mangunrejo yang terletak di Kecamatan Kebonagung,
Kabupaten Demak. Program kerja ditujukan kepada PKK, siswa-siswi, karang
taruna, dan seluruh warga Desa Mangunrejo yang bersedia turut serta
terlaksananya program KKN Universitas Sebelas Maret dengan jangka waktu 45 hari
sejak tanggal 14 Juli 2016 sampai 29
Agustus 2016.
b.
Pengumpulan
Data
Dalam menyusun laporan akhir program kuliah
kerja nyata ini sendiri dilakukan pengumpulan data dengan berbagai teknik
pengumpulan data yang ada, antara lain:
a). Pengamatan (Observasi)
Teknik pengumpulan data berupa observasi
dilakukan dengan cara mengamati dan menelaah secara langsung keadaan lokasi
kuliah kerja nyata, sehingga dapat menentukan program yang akan dilaksanakan
dan menyiapkan segala kebutuhan teknis terkait program tersebut.
b). Wawancara (Interview)
Selain melakukan pengamatan secara langsung,
pelaksana kuliah kerja nyata juga melakukan wawancara sebagai salah satu teknik
pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan perangkat
desa, anggota karang taruna, ibu-ibu PKK, pihak sekolah, pihak posyandu, dan
warga Desa Sidomulyo. Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak tersebut, dimana
pihak-pihak tersebut memiliki informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa yang
merupakan pelaksana dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tersebut.
c). Internet
Surfing
Internet Surfing dilakukan untuk mendapatkan data-data yang
sifatnya terupdate, atau dapat dikatakan data-data terbaru agar data yang
digunakan selalu bersifat aktual.
c.
Analisis
Data
Data primer dan sekunder yang telah diperoleh
dari pengumpulan data akan diolah dengan pola deskriptif kualitatif. Dengan
melakukan analisis data menggunakan analisis data model
Miles dan Huberman yang dilakukan melalui 3 tahap. Pada tahap pertama
dilakukannya reduksi data, dimana reduksi data sendiri merupakan proses
pemilihan, pemusatan perhatian melalui penyederhanaan, pengabstrakan, dan
transformasi data yang didapatkan, baik data primer maupun sekunder yang telah
dipaparkan sebelumnya. Kemudian setelah reduksi data dilakukan, maka
dilakukannya penyajian data yang berarti menyajikan data dalam bentuk uraian
singkat ataupun bagan. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasanya dilakukan
secara naratif agar mudah untuk dipahami. Pada tahap terakhir dilakukannya
penarikan kesimpulan dan verifikasi, dimana penarikan kesimpulan dalam
penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang disajikan berupa deskripsi
atau gambaran yang awalnya belum jelas menjadi jelas dan dapat berupa hubungan
kausal/interaktif dan hipotesis/teori.
2.
Sistematika
Pembahasan
Untuk mempermudah pemahaman akan penulisan ini, maka penulis membaginya
berdasarkan sistematika berikut ini :
1.
BAB
I. Pendahuluan
Pada bab ini, penulis akan mencoba menguraikan secara umum keseluruhan
dari penelitian ini. Mulai dari gambaran umum lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN),
maksud dan tujuan dari penyusunan laporan akhir kuliah kerja nyata, kemudian
penjabaran terkait program pembangunan desa yang telah ada di desa tersebut.
Dalam bab satu pun akan dijelaskan metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan
program kuliah kerja nyata tersebut dan sistematika dari laporan akhir kuliah
kerja nyata.
2. BAB 2. Bidang
Permasalahan di Lokasi
Pada bab ini akan
dipaparkan permasalahan yang ada selama pelaksanaan program kuliah kerja nyata
dalam beberapa bidang, antara lain yaitu dalam bidang pendidikan, agama,
ekonomi, sosial budaya, sarana dan prasarana, kesehatan dan kebersihan
lingkungan, administrasi desa dan pemerintah desa.
3. BAB III. Realisasi
Kegiatan Mahasiswa KKN
Bab ini akan membahas
mengenai realisasi kegiatan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang akan
terdiri dari dua sub bab, yaitu mengenai kegiatan utama kuliah kerja nyata yang
sesuai dengan tema yang ada dan yang kedua ialah kegiatan penunjang yang
dilakukan mahasiswa selama melaksanakan kegiatan kuliah kerja nyata.
4.
BAB IV. Penutup
Bab ini merupakan bagian penutup yang berisi
kesimpulan dan juga saran yang diberikan penulis terkait permasalahan yang
diteliti. Kesimpulan terkait bab-bab sebelumnya pun akan disajikan oleh
penulis. Kesimpulan yang ditulis penulis diharapkan dapat menjawab pertanyaan
penelitian yang diangkat oleh penulis.
BAB II
BIDANG PERMASALAHAN DI
LOKASI
A. Pendidikan, Agama, Ekonomi dan Sosial Budaya
1.
Pendidikan
Tingkat pendidikan di Desa Mangunrejo dapat dikatakan cukup. Menurut keterangan Bapak Abdul Jabar, selaku Kepala Urusan Kesejahtaeraan Rakyat, secara umum warga di Desa Mangunrejo merupakan lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun, saat ini tak
sedikit pula beberapa warganya yang melanjutkan studi ke SMA (Sekolah Menengah
Atas) dan perguruan tinggi.
Letak Desa Mangunrejo
masih bisa terbilang terpencil karena jauh dari pusat kota dan letaknya
dipinggir perbatasan antara Kabupaten Demak dengan Kabupaten Purwodadi. Dari kegiatan observasi Tim KKN UNS di Desa Mangunrejo,
sekolah-sekolah yang ada di Demak
aksesnya lumayan jauh sehingga banyak siswa SD yang melanjutkan ke SMP dan yang
ke SMA memilih untuk sekolah di wilayah Kecamatan Godong kabupaten Purwodadi.
Ada diantara warga di Desa Mangunrejo yang memilih berhenti sampai tingkat SMP
karena aksesnya yang terlalu jauh dan karena faktor ekonomi. Hal tersebut
mengakibatkan tingkat pendidikan warga di Desa Mangunrejo dapat dikatakan masih
rendah. Sebab, kebanyakan warga setelah lulus SMP langsung
dituntut untuk bekerja untuk
membantu orangtuanya dalam mencari nafkah.
Kondisi tersebut terjadi hampir di setiap dusun, yakni Dusun Paseban, Dusun Prangetan, Dusun Galan 1,
Dusun Galan 2, Dusun Galan 3. Layanan pendidikan yang ada
di Desa Mangunrejo hanya sebatas sampai SD. Untuk tingkat SMP dan SMA letaknya berada di luar
Desa Mangunrejo. Terdapat dua PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), tiga TK (Taman Kanak-Kanak), dan tiga SD (Sekolah
Dasasr). Letak dari masing-masing sekolah tersebut, menurut hasil observasi tim
KKN UNS Desa Mangunrejo sudah tersebar rata antara Dusun
Paseban, Dusun Prangetan, Dusun Galan 3, dan Dusun
Ambil-Ambil.
2. Agama
Warga Desa Mangunrejo adalah mayoritas pemeluk agama Islam. Warga Desa Mangunrejo merupakan para
muslim yang taat. Hal ini ditandai dengan banyaknya tempat ibadah seperti mushola dan
masjid yang ada , serta kegiatan-kegiatan kerohanian yang banyak diselenggarakan
disana, seperti: pengajian ibu – ibu, TPA, Kegiatan Madin (Madratsah Diniyah), pengajian bapak
– bapak, tadarus ibu – ibu, tadarus bapak – bapak, dll. Kegiatan tersebut
tersebar secara merata diantara enam
dusun. Terdapat 27 mushola dan 6 masjid. Kegiatan ngaji atau belajar Al-Qur’an dilakukan di beberapa
mushola, rumah warga, dan
madratsah. Di desa Mangunrejo terdapat dua madratsah diniyah (Madin) yang
terletak di dusun Paseban dan dusun Ambil-Ambil. Biasanya
kegiatan mengaji anak-anak dimadin
dimulai pukul 14.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Untuk kegiatan mengaji anak-anak di mushola
biasanya dimulai setelah maghrib sampai menjelang isya’ dan untuk kegiatan
mengaji dirumah warga biasanya dimulai dari jam 17.00 sampai setelah isya’.
3. Ekonomi
dan Sosial Budaya
Ekonomi merupakan salah satu hal yang tidak dapat lepas dari
perkembangan suatu wilayah. Pertumbuhan perekonomian yang pesat menjadi
indikator penting kemajuan sebuah wilayah, baik itu wilayah dalam cakupan yang
sempit ataupun wilayah dengan cakupan yang lebih luas. Perekonomian penduduk
Desa Mangunrejo termasuk baik. Sebagian besar warga merupakan petani padi, peternak lele dan peternak puyuh. Terdapat banyak lahan pertanian padi, dan banyak di samping atau dibelakang rumah rumah warga terdapat
kolam lele dan banyak juga kandang-kandang puyuh di dalam rumah warga.
Warga yang memiliki sawah biasanya akan menyelipkan atau menggilingkan
padi hasil panen pada warga yang memiliki alat penggilingan. Setelah itu hasil
padi yang sudah digiling akan dikumpulkan pada distributor atau pengepul. Untuk
hasil ternak puyuh juga tidak jauh
berbeda. Biasanya akan ada semacam pemborong atau pengepul yang kemudian membeli telur puyuh warga. Namun untuk hasil
peternak lele biasanya apabila lele sudah saatnya memasuki waktu panen hasilnya
di jual di paaran.
Menurut Bapak Eko Sulanto, selaku Sekretaris Desa Sidomulyo, dahulu banyak warga yang menjadi ternak itik. Namun
karena ada suatu wabah penyakit banyak itik yang mati dan menyebabkan warga
berpindah haluan dan mengalami kebangkrutan.
Kondisi masyarakat di Desa Mangunrejo sangat ramah dan sopan. Sejak pertama kali tim KKN UNS datang,
sambutan dari warga Desa Mangunrejo sangatlah hangat dan ramah. Unggah-ungguh warganya begitu kental,
norma kesopanan dijunjung tinggi. Setiap warga yang saling bertemu akan
bertegur sapa.
Warga masyarakat Desa Mangunrejo juga masih menjunjung tinggi kegotong-royongan antarwarga. Hal itu
terlihat dari kebiasaan warga yang dengan sukarela membantu sesama ketika
mendapatkan kesulitan. Hal demikian juga terlihat ketika salah seorang warga
yang sedang membangun sebuah rumah, maka warga yang lain ikut membantu.
B.
Prasarana dan Sarana
Dalam hal sarana dan prasarana, Desa Mangunrejo dapat dikatakan baik. Terdapat balai
desa yang luas yang menunjang kelancaran pemerintahan di Desa. Sarana komputer di balai desa sudah memadai untuk melayani warga Desa Mangunrejo. Untuk menunjang aktivitas olahraga
warga masyarakat Desa Mangunrejo telah tersedia lapangan sepak
bola. Di bidang pendidikan terdapat beberapa PAUD maupun
TK yang menampung serta mempersiapkan anak-anak usia dini di Desa Mangunrejo untuk memasuki
jenjang SD. Terdapat dua sekolah PAUD dan satu sekolah TK. Selain itu
terdapat pula SD N Mangunrejo
1 yang berlokasi di Dusun
Galan 1. Kemudian terdapat pula SD N Mangunrejo
3 yang terdapat di Dusun Galan III, dan SD N Paseban yang terdapat di Dusun Paseban. Di bidang
agama terdapat kurang lebih enam masjid dan 27 mushola di tiap-tiap dusun
yang masih aktif digunakan.
Sarana jalan yang terdapat di desa Mangunrejo sudah dapat dikatakan baik. Kondisi
jalan dibuat dengan jalan beton yang menghubungkan antar dusun. Jalan-jalan menuju sawah pun kini sudah
menggunkan jalan beton. Sarana penerangan jalan juga sudah baik, dibuktikan dengan jalan-jalan
dipinggiran dusun dan daerah persawahan sudah diterangi oleh lampu.
Mengenai kondisi sumber air dan listrik sudah baik dan telah dirasakan
secara merata oleh seluruh anggota masyarakat. Namun air di PAM/PDAM desa Mangunrejo hanya bisa digunakan untuk mandi,
dan mencuci. Karena air disana memiliki warna putih pekat
dan berasa asin. Di desa Mangunrejo masih ada beberapa warganya yang masih menggunakan
air sungai untuk mandi dan mencuci.
Sungai-sungai di Mangunrejo sudah diperbesar dan diberi tanggul-tanggul dan
tempat pendakian, jadi apabila warga yang ingin mandi atau mencuci sudah
dipermudah aksesnya.
C.
Produksi
Dalam bidang produksi, Desa Sidomulyo
memiliki hasil produksi yang terfokus pada produksi pertanian dan peternakan layaknya padi, lele dan puyuh. Permasalahan yang dihadapi dalam
bidang produksi tersebut ialah kurangnya keinginan dan pengetahuan masyarakat
Desa Mangunrejo untuk mengolah sumber daya alam yang
ada menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual yang tinggi. Sehingga dengan
adanya permasalahan tersebut, maka tim KKN Desa Mangunrejo melaksanakan program pengolahan makanan
dalam upaya untuk meningkatkan kreatifitas masyarakat dan meningkatkan nilai
jual dari produk tersebut.
D.
Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan
Awal kegiatan KKN di Desa Mangunrejo ini, tim KKN UNS 2016 melakukan pendekatan kepada warga dengan berkeliling desa. Tim KKN UNS
menjalin komunikasi untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan desa sebagai
data untuk program kerja yang akan dilaksanakan. Masyarakat di Desa Mangunrejo termasuk warga
yang rajin menjaga kebersihan lingkungan. Hal itu terlihat dari kebiasaan
warganya yang senantiasa menyapu halaman rumah mereka setiap pagi dan sore
hari. Tak lupa, kumpulan sampah yang telah disapu kemudian dibakar. Jika
dilihat, sepanjang jalan desa juga terlihat bersih tanpa sampah. Hal tersebut
menunjukkan bahwa masyarakat di Desa Mangunrejo sadar akan kebersihan lingkungan.
Namun, di sisi lain juga terdapat masalah tentang kebersihan di bebrapa
titik daerah Desa Mangunrejo. Seperti contohnya daerah pinngir sungai, masih terdapat tumpukan
sampah yang sengaja dibuang di sana. Kemudian masalah kandang ternak yang
jaraknya cukup dekat dengan pemukiman. Hal ini dapat menjadikan sumber penyakit
karena dapat diketahui bahwa feses dan urine ternak mengandung bakteri pathogen
yang bersifat zoonosis atau menular ke manusia. Lalu untuk masalah sampah yang
dibuang di sungai jelas menjadi hal serius yang patut diperhatikan. Hal itu
juga dapat menjadikan penyakit memgingat masih terdapat warga yang menggunakan
air sungai sebagai sumber kebutuhan mereka.
Kebiasaan seperti mencuci dan mandi di sungai juga tak baik untuk
kebersihan sungai. Sungai akan menjadi tercemar akibat sabun detergen yang
dipakai warga untuk mencuci dan mandi. Hal tersebut tentunya menjadi perhatian
penting bagi pemerintah desa untuk menginformasikan kepada warga agar beralih
menggunakan PDAM untuk penggunaan air bagi kebutuhan warga. Sehingga air sungai
tetap jernih dan dapat dipakai untuk pengairan sawah serta kebutuhan lain.
Selain itu, dengan menjaga kebersihan sungai dan lingkungan kesehatan warga masyarakat
Desa Mangunrejo akan lebih terjamin.
E. Administrasi dan Pemerintahan Desa
Gambaran umum Desa Mangunrejo di bidang administrasi dan pemerintahan yaitu terdapat pemerintah desa
dan lembaga-lembaga desa. Pemerintah Desa Mangunrejo terdiri dari Kepala Desa beserta
perangkat desa dan BPD (Badan Permusyawaratan Desa). BPD sebagai lembaga
legislatif desa dibentuk berdasarkan musyawarah perwakilan dusun setiap 5 tahun
sekali. BPD telah legal berdasarkan SK Bupati sehingga dalam
pertanggungjawabannya kepada Bupati melalui Camat. Kepala Desa dalam
melaksanakan fungsinya sebagai pemerintah desa dibantu oleh para perangkat
desa. Kepala Desa Mangunrejo adalah Bapak Supriyono dibantu dengan sekretaris desa yaitu Bapak Eko Sulanto. Staf Urusan
Pembangunan Desa Mangunrejo adalah Bapak Mochammad
Dwi Styabudi. Kemudian terdapat Staf Urusan Umum yakni Bapak Eko Supriyono dan Kepala Urusan
Kesejahteraan Rakyat yang dijabat oleh Bapak Abdul Jabar, serta Kepala Urusan
Pemerintahan yang dijabat oleh BapakSuripto, AS.
Di Desa Mangunrejo terdapat 6 dusun, 37 RT dan 6 RW. Di Desa Mangunrejo, disamping ada
pemerintah desa juga ada lembaga-lembaga desa seperti LPMD (Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa), PKK Desa, Karang Taruna Desa Mangunrejo, RT, RW, dan BPD. Semua
lembaga desa legal karena ada SK Desa sehingga pertanggungjawabannya langsung
ke Desa Mangunrejo. Dalam keberjalanan organisasi, lembaga desa mendapat bantuan dana
dari APBDes (Anggaran Pendapatan Belanja Desa) Desa Mangunrejo.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Tim KKN, sejauh ini proses
pelayanan dan pengurusan surat menyurat di kelurahan terpantau lancar. Dalam
prosesnya, jika data sudah lengkap, maka surat yang diperlukan dapat langsung
jadi dalam waktu satu hari. Pelayanan administrasi di kelurahan setiap hari
senin-jum’at
dimulai pukul 08.00- 13.00 WIB, kecuali hari jum’at dimulai pukul 08.00-12.00 WIB.
Selanjutnya dari segi organisasi yang ada di Desa Mangunrejo, Karang Taruna
Desa pernah mengalami vakum karena minimnya koordinasi pengurus dan tidak
adanya fokus kegiatan yang dilakukan. Kevakuman Karang Taruna menyebabkan
proses kaderisasi pemuda desa dan perayaan kegiatan berjalan terhambat.
BAB III
REALISASI
KEGIATAN MAHASISWA KKN
A. Kegiatan Utama
1. Jenis Kegiatan
Kegiatan
utama Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Mangunrejo dengan tema produksi peternakan, Pendidikan, UMKM dan
ekonomi kreatif ini melibatkan peran serta dari pengurus dan anggota
Program Kesejahteraan Keluarga (PKK),
dan seluruh warga Desa Mangunrejo yang turut serta membantu terlaksananya
kegiatan program KKN tematik integrative Universitas Sebelas Maret di Desa
Mangunrejo.
Untuk program utama yang pertama adalah pembuatan plang nama desa
berbeda dengan yang direncanakan dalam proposal yaitu penyuluhan budi daya
puyuh. Hal tersebut dikarenakan kurangnya antusias para peternak puyuh apabila
dilaksanakan penyuluhan. Alasan kedua adalah para warga dan kepala desa dan
dusun Mangunrejo lebih menginginkan dan mengusulkan untuk dibuatkan plang papan
nama desa dan dusun. Karena hal tersebut dianggap lebih bermanfaat. Letak desa
Mangunrejo yang terlalu luas dan menyebar membuat masyarakat umum bingung untuk
mencari letak dusun-dusun di desa mangunrejo. Dengan adanya plang papan nama desa
dan dusun, masyarakat umum sangat terbantu dalam mencari nama dusun di desa
Mangunrejo.
Faktor pendukung dari pemasangan plang nama
desa dan dusun adalah kontur tanah yang mudah digali untuk pemasangan plang,
dan antusias warga yang ikut membantu memasang plang papan nama desa dan dusun.
Pemasangan plang papan nama ini dilaksanakan pada hari senin dan selasa tanggal
22 – 23 agustus 2016.
Latar belakang program utama yang kedua adalah dengan
menggunakan sepuluh program pokok PKK sebagai acuan dari pelaksanaan kegiatan
pelatihan pengurus dan anggota PKK. Program pokok PKK yang dilakukan ialah
peningkatan pangan, pendidikan dan keterampilan, kesehatan dan perencanaan
sehat.
Untuk
melaksanakan program pokok PKK berupa pangan dengan mengembangkan industri
pangan rumah tangga dengan mengadakan penyuluhan, orientasi dan pelatihan untuk
menunjang pemasaran. Maka dilaksanakan program utama berupa penyuluhan dan
pembuatan nugget dari bahan dasar lele. Tujuan diadakannya penyuluhan dan pembuatan olahan makanan kreatif
dari bahan dasar lele adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat di Desa Mangunrejo tentang
pentingnya mengolah produk mentah menjadi produk baru yang lebih kreatif
sebelum dijual di pasaran. Desa Mangunrejo sebagai desa yang
memiliki potensi utama dalam bidang perikanan dan peternakan berupa puyuh dan lele sendiri belum bisa memanfaat puyuh dan lele dengan maksimal.
Maka dari itu tim KKN Mangunrejo mencoba melakukan terobosan baru dengan
melaksanakan program kerja utama yang pertama yaitu praktik pembuatan nugget
lele. Pelaksanaan program ini bertujuan untuk meningkatkan
kreatifitas
warga dalam mengasah keterampilannya pada inovasi produk olahan lele, seperti
praktik pembuatan nugget dari bahan dasar lele. Selain itu, juga untuk
meningkatkan nilai tambah dari lele itu sendiri agar lebih besar. Juga mengisi
waktu luang ibu-ibu yang lebih banyak digunakan untuk mengobrol dengan tetangga
agar menjadi lebih bermanfaat.
Adapun faktor pendukung dari program kerja ini
yaitu potensi desa yang sebagian besar adalah pertanian
dan peternakan, seperti peternakan itik, peternakan puyuh, peternakan lele, dan
budidaya jamur. Melihat potensi yang ada di Desa Mangunrejo yang banyak
menghasilkan ikan lele, kami berinisiatif untuk memanfaatkan lele untuk lebih
bernilai jual. Alasan lain yang menguatkan yaitu bahwa lele yang dihasilkan
para peternak hanya dijual kepada pengepul dengan harga jual per kg Rp. 16.000;00,
permintaan atas lele per kg oleh pengepul berisi 7 ekor lele per kg. Sedangkan
peternak sulit untuk memilah lele tersebut menjadi 1 kg berisi 8 ekor lele.
Banyak lele yang terlalu kecil dan yang terlalu besar hanya dijual ke restoran
dengan harga yang lebih rendah. Oleh karena itu, kami berusaha memfasilitasi
masyarakat Desa Mangunrejo dengan mengadakan pelatihan praktik pembuatan nugget
lele.
Persiapan pelaksanaan terkendala dalam menyediakan perlengkapan untuk
masing masing kelompok ibu-ibu PKK yang berjumlah kurang lebih 100 orang. Sepanjang
pelatihan praktik pembuatan nugget lele tidak terdapat kendala yang berarti. Untuk sasaran dari kegiatan ini adalah Peternak Lele dan Ibu-ibu PKK atau arisan, atau perwakilan 2 ibu rumah
tangga dari setiap RW.
Program acara ini diadakan satu kali selama masa KKN pada pekan
terakhir pada bulan Agustus. Pada hari Minggu, 28 Agustus 2016 yang bertempat
di Balai Desa Mangunrejo. Dalam
proses pembuatan nugget lele ini para ibu anggota PKK memperhatikan dengan baik
bahan, alat, dan cara pembuatan nugget lele. Sebagai tindak lanjut kami membuat
contoh produk yang dikemas secara baik sehingga dapat diperjualbelikan. Kegiatan ini tidak lepas dari partisipasi masyarakat dan perangkat desa.
Partisipasi mereka dapat dikatakan tinggi. Terbukti dengan kedatangannnya para istri dari pamong desa mengikuti dengan baik praktik pembuatan ini,
serta seluruh anggota PKK. Peran dari pemerintah hanya dari tingkat pemerintah
desa Mangunrejo yang memfasilitaasi kami dalam menyediakan tempat, sarana dan
prasarana.
Program kerja utama yang ketiga adalah penyuluan pembuatan pupuk organic dari limbah kotoran puyuh dengan tujuan untuk
meningkatkan kesadaran dan pemahaman warga Desa Mangunrejo terhadap pemanfaatan
limbah kotoran burung puyuh yang dapat berdampak positif pada peningkatan hasil
pertaniandan peterakan khususnya di bidang pertenakan burung puyuh didukung
oleh banyaknya limbah kotoran burung puyuh yang di miliki oleh peternak burung
puyuh di desa mangunrejo serta banyaknya limbah serbuk gergaji dari limbah
pembangunan rumah kayu yang di gunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan
pupuk, juga banyaknya petani yang membutuhkan alternatif pupuk untuk pertanian
mereka untuk menghemat pengeluaran. Dalam program ini permasalahan yang di
hadapi adalah menentukan waktu pelaksanaan karena kesibukan warga yang sebagian
besar waktu mereka tersita untuk merawat pertaniannya serta sulitnya mencari
bahan campuran pupuk. Penyuluhan ini di tujukan untuk para peternak burung
puyuh sebagai alternative penambah pemasukan dan juga petani sebagai penghemat
pengeluaran untuk pertanian mereka dan dilaksanakan pada hari minggu tanggal 28
agustus 2016 di balai desa mangunrejo. Dalam penyuluhan ini di sertai juga
praktek pembuatan pupuk organic dari limbah kotoran burung puyuh yang
menghasilkan bakal pupuk karena memerlukan waktu untuk fermentasi pupuk maka
warga harus terus mengontrol dan mengaduk pupuk setiap seminggu sekali sampai
pupuk siap digunakan. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini sangat antusias
dengan ketepatan waktu keatangan warga ke tempat pelaksanaan serta kebersediaan
dalam membawa limbah kotoran puyuh serta pihak balai desa yang ramah untuk
penyediaan tempat. Kegiatan yang belum tercapai yaitu proses penyebaran pupuk
di lahan pertanian sebagai tindak lanjut penyuluhan.
Program kerja
utam yang keempat adalah senam ceria. Tujuan umum diadakan senam ceria ini adalah
mengajak warga
untuk semakin peduli akan kesehatan dan kebugaran jasmani. Sedangkan tujuan khusus sebagai sarana mahasiswa KKN UNS
untuk mendekatkan diri dengan warga sekitar. Senam ceria ini dilaksanakan tiga kali selama masa KKN
pada minggu kedua yaitu 23 Juli
2016, kemudian minggu keempat pada tanggal 6 Agustus 2016, dan minggu kelima
pada tanggal 13 Agustus 2016. Sasaran dari senam ceria ini adalah anak PAUD Az
Zahra dan TK Kuncup Mekar 1, dan TK Kuncup Mekar 2 yaitu yang berusia 3 sampai
6 tahun karena anak-anak PAUD dan TK
biasanya jarang sekali olahraga apalagi senam padahal seusia mereka perlu
sekali diadakan senam untuk melenturkan tulang-tulangnya.
Kegiatan pembuatan gantungan kunci dan bross dari klay merupakan program
kegiatan utama kelima. Klay merupakan kerajinan tangan yang terbuat dari bahan
dasar tepung dan lem fox. Hasil dari klay bisa dibuat produk antara lain
gantungan kunci dan bross. Ada dua kali pelaksanaan dalam pembuatan gantungan
kunci dan bross dari klay. Pelaksanaan kegiatan yang pertama dilaksanakan di
desa Mangunrejo, dan pelaksanaan kegiatan yang kedua dilaksanakan di TK Kuncup
Mekar 1.
Pada hari Minggu, tanggal 07 Agustus 2016 Tim KKN melaksanakan program
kegiatan pembuatan gantungan kunci dan bross dari klay dengan tujuan untuk
meningkatkan kreativitas anak-anak dan remaja di desa Mangunrejo agar lebih
berkembang dan memiliki daya inovasi tinggi serta menjadi inspirasi sebagai
peluang usaha. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Balai Desa Mangunrejo
dengan peserta 40 orang yang terdiri dari anak-anak 4, 5, 6 dan remaja Desa
Mangunrejo. Untuk pesertanya tim KKN mengambil peserta kelas 4,5,6 dan remaja
sebab pada jenjang ini dianggap murid lebih mudah untuk memahami dan mengikuti
apa yang diajarkan oleh Tim KKN. Dalam pelaksanakaannya Tim KKN mengalami
beberapa hambatan antara lain tidak adanya peralatan seperti LCD dan banyaknya
peserta yang datang sehingga melebihi kuota peserta yang sudah direncanakan.
Meskipun terdapat beberapa hambatan namun kegitan pembuatan gantungan kunci dan
bross dari klay bisa berjalan dengan lancar.
Peserta dalam pembuatan
gantungan kunci dan bross dari klay dapat menghasilkan bermacam-macam bentuk
gantungan kunci dan bross. Dari bermacam-macam bentuk gantungan kunci dan bross
oleh para juri diambil juara 1, 2, dan 3. Yang mana hasil produk juara 1, 2,
dan 3 dilakukan pelelangan, bahkan dari salah satu juri juga ingin membelinya.
Tindak lanjut dari kegiatan pembuatan gantungan kunci dan bross dari klay ini,
oleh tim KKN mencoba melakukan pengemasan dan ditawarkan kepada remaja
karangtaruna untuk dijadikan souvenir dalam suatu hajatan seperti pada
pernikahan. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembuatan gantungan kunci dan
bross dari klay sangat mendukung. Dibuktikan dengan adanya ibu-ibu yang ikut
melihat anaknya dan merasa senang karena anaknya memiliki ketrampilan baru yang
nantinya dapat dijadikan bekal sebagai usaha. Peran pemda dalam kegiatan
pembuatan gantungan kunci dan bross dari klay juga sangat membantu. Peran pemda
diwujudkan dengan diberikannya izin untuk dapat menggunakan aula balai desa
Mangunrejo untuk kegiatan tersebut, bahkan ada kepala dusun yang menyempatkan
hadir untuk melihat acara tersebut.
Program
kerja utama yang keenam adalah bimbingan belajar. Bimbingan Belajar Bersama merupakan rangkaian dari kegiatan penunjang yang dilakukan oleh Tim
KKN tematik Desa Mangunrejo Kecamatan Kebonagung, Demak. Program Kerja Bimbingan
Belajar Bersama bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan anak-anak dan membantu menyelesaikan tugas-tugas anak-anak SD di
Desa Sidomulyo, khususnya untuk
murid di SD di dusun Galan 1, dusun Galan 2 dan dusun Prangetan . Kegiatan yang
dilaksanakan seperti les atau tambahan pelajaran. Program Bimbingan Belajar Bersama dilaksanakan di rumah Lurah atau rumah posko Tim KKN, beralamatkan di Dukuh Galan
1, Rt. 06 Rw. 04, Mangunrejo, Kebonagung, Demak. Tempat ini di pilih karena tempatnya yang luas, sehingga cukup digunakan untuk banyak anak-anak
agar belajar lebih terasa nyaman. Target peserta sendiri
sebenarnya adalah anak-anak yang ada di Desa Mangunrejo, namun karena Desa Sidomulyo sendiri
sangat luas, terdiri dari 37 RT, 6
RW dan 6 Dusun jadi Tim KKN membatasi
peserta Bimbingan Belajar Bersama yaitu bagi anak-anak SD Negeri 02 Mangunrejo. Waktu pelaksanaan kegiatan
dilaksanakan setiap hari senin,
selasa, rabu, kamis dan jumat pukul 19.10 – 20.30 WIB. Pembagian kelompok belajar disesuaikan dengan
kelas. Pada pelaksanaannya, terlihat sekali antusiasme
dari peserta Bimbingan Belajar Bersama yang sangat besar.
Selain program Bimbingan Belajar Bersama, tim KKN mengadakan
program TPQ.
Berhubung di Desa Mangunrejo sudah banyak madrasah diniyah dan TPQ, tim KKN
hanya membantu di beberapa Madrasah maupun TPQ yang kekurangan tenaga pengajar
yaitu Madrasah Diniyah di dusun Ambil-ambil dan TPQ yang di kelola oleh salah
satu warga di dukuh Paseban yaitu Bapak Sururi dan Ibu Sumini. Waktu pelaksanaan kegiatan di Madrasah Diniyah
dilaksanakan setiap hari senin, selasa, rabu, kamis, sabtu dan minggu pukul
15.30 – 17.00 WIB dan waktu pelaksanaan kegiatan TPQ di Paseban dilaksanakan
setiap hari senin, selasa, rabu, jum’at, sabtu dan minggu pukul 18.10 – 19.30
WIB.
2. Faktor
Pendukung dan Penghambat
Dalam
pelaksanaan kegiatan mandiri ini terdapat faktor pendukung dan faktor
penghambat, faktor pendukungnya antara lain:
a. Keterbukaan warga masyarakat Desa Mangunrejo terhadap tim KKN.
b.
Dukungan penuh perangkat desa
terhadap setiap kegiatan KKN.
c.
Kerjasama yang baik antara tim KKN
dengan perangkat desa,
d.
Kerjasama yang baik antara tim KKN
dengan pengurus dan anggota PKK.
e.
Kerjasama yang baik antara tim KKN
dengan pengurus dan anggota karang taruna
Adapun faktor penghambatnya antara lain:
a. Luasnya wilayah Desa Mangunrejo membuat sulitnya menyebarkan informasi terkait program yang diadakan
secara merata.
b.
Banyaknya acara pribadi dan umum layaknya
pernikahan, sunatan
dan perayaan loomba 17 Agustus membuat sulitnya menyemakan waktu anggota PKK untuk mengadakan program
KKN.
c.
Kurangnya
antusias karangtaruna di suatu dusun sehingga membuat tim KKN bekerja sendiri.
d.
Ada
beberapa kegiatan Tim KKN seperti mencari kebutuhan program tertentu sehingga
karena waktu yang bertabrakan menyebabkan ditiadakannya program lain. Program
yang sering menjadi korban waktu ini adalah bimbingan belajar bersama malam.
e.
Keterbatasan
sarana-prasarana seperti LCD sehingga tim KKN berusaha meminjam LCD di desa
lain.
f.
Keterbatasan
kendaraan sebagai sarana transportasi Tim KKN dalam menjalankan program menjadi
penghambat tersendiri ketika terdapat beberapa program atau undangan kerja yang
dilaksanakan dalam waktu bersamaan.
3.
Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Berbagai
program kegiatan yang dilakukan oleh tim KKN Desa Mangunrejo sendiri
memiliki hasil yang telah dicapai dan tindak lanjut dari program yang telah
dilaksanakan tersebut dengan membantu masyarakat dalam mengembangkan usaha kecil
menengah di Desa Mangunrejo. Pengetahuan yang didapat dari berbagai program yang telah
dilaksanakan pun telah dimanfaatkan oleh ibu-ibu PKK untuk membuat berbagai
olahan makanan dengan bahan dasar lainnya.
Tindak
lanjut pertama yang dilakukan ialah peningkatan pemasaran atau potensi pasar
dengan melakukan promosi terhadap produk yang dihasilkan. Promosi menjadi salah
satu hal yang menentukan keberhasilan dalam pemasaran dalam suatu produk.
Tindak
lanjut kedua adalah packaging, dimana packaging dilakukan untuk meningkatkan
nilai jual dari produk yang dihasilkan.
Packaging yang baik akan meningkatkan daya tarik pembeli untuk membeli produk
tersebut. Dalam rangka meningkatkan nilai jual produk tersebut maka desain dan
kemasan yang menarik tentu akan sangat berpengaruh dalampemasaran dari produk tersebut.
Tim KKN Desa Mangunrejo membantu membuat desain label dan kemasan yang lebih menarik dan
memperlihatkan identitas bahwa produk tersebut adalah produk khas Desa Mangunrejo.
Untuk tindak lanjut dari pupuk kompos yaitu penyebaran pupuk di lahan
pertanian. Hal tersebut untuk mengetahui kualitas pupuk yang dibuat. Selain itu
menginformasikan kepada warga supaya mencoba menggunakan pupuk organic yang
dibuat dari bahan dasar limbah kotoran puyuh.
Hasil yang dicapai dari senam ceria yaitu untuk anak-anak ini antara lain, membantu guru dalam referensi lagu
senam, meningkatkan kesadaran siswa pentinngnya berolahraga untuk hidup sehat. Kegiatan senam ini sebenarnya sudah ada di
dalam kurikulum di sekolah, namun dalam pelaksanaan di Desa Mangunrejo masih
kurangnya fasilitas yang ada, sehingga tindak lanjut dari tim KKN kami berupa
pemberian referensi lagu senam ceria untuk anak-anak kepada guru pengajar, agar
kedepannya guru lebih inovatif dalam pengajaran khususnya senam ceria.
Hasil dan tindak lanjut yang dicapai dari
pelatihan pembuatan gantungan kunci dan bross adalah dari kegiatan pembuatan
gantungan kunci dan bross dari klay ini, oleh tim KKN mencoba melakukan
pengemasan dan ditawarkan kepada remaja karangtaruna untuk dijadikan souvenir
dalam suatu hajatan seperti pada pernikahan. Partisipasi masyarakat dalam
kegiatan pembuatan gantungan kunci dan bross dari klay sangat mendukung.
Dibuktikan dengan adanya ibu-ibu yang ikut melihat anaknya dan merasa senang
karena anaknya memiliki ketrampilan baru yang nantinya dapat dijadikan bekal
sebagai usaha.
Hasil yang
dicapai dari Program Bimbingan Belajar Bersama ini adalah semakin meningkatnya antusiasme belajar oleh
peserta belajar bersama, walaupun tidak selamanya program Bimbingan Belajar Bersama
ini berjalan. Pada program bimbingan
belajar malam setiap akan selesai proses pembelajaran
diberikan semacam evaluasi agar dapat mengukur seberapa pemahaman adik-adik
yang telah mengikuti bimbingan belajar dengan memberikan tugas rumah yang sesuai materi dan cara yang
diajarkan Tim KKN. Untuk TPA hasil yang dicapai anak-anak lebih lancar dalam mengaji.
4.
Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Pemda/Dinas/ Instansi
Partisipasi
masyarakat dalam program kegiatan yang meliputi
pembuatan plang papan nama desa, praktik
pembuatan nugget, dan pembuatan pupuk kompos dari bahan dasar kotoran puyuh tergolong cukup baik. Dimana masyarakat menerima kehadiran kami dan ikut
berpartisipasi dalam proses pengolahan
nugget. Pemberian motivasi dan tanya jawab saat praktek
dirasa sangat interaktif. Bentuk partisipasi masyarakat yang lain adalah dalam
keikutsertaan dalam praktek pengolahan nugget. Mula-mula mahasiswa KKN mendemonstrasikan
cara pengolahan nugget kemudian masyarakat mencoba apa yang telah dipraktekkan oleh mahasiswa
KKN.
Masyarakat
yang ikut mencoba untuk mempraktekan tata cara pembuatan olahan nugget sangat
terlihat antusias. Antusiasme ini dapat dilihat dari banyaknya warga masyarakat
yang ingin mencoba maju untuk mempraktekan proses pembuatan olahan nugget pada kesempatan pelatihan
program-program tersebut.
Peran
Pemerintahan desa di dalam kegiatan ini diwujudkan oleh para jajaran perangkat
desa, baik itu berwujud bantuan langsung maupun tidak langsung. Bantuan
langsung yang diberikan oleh perangkat desa melalui peminjaman sarana dan
prasarana untuk kegiatan ini seperti ruangan aula desa, meja, kursi serta
sarana dan prasarana lain. Bantuan tidak langsung diberikan melalui pemberian
ijin melaksanakan kegiatan pengolahan nugget di Desa Mangunrejo.
5.
Kegiatan yang Belum Terlaksana
Dalam
kegiatan KKN di desa Mangunrejo tidak ada kegiatan yang tidak terlaksana. Kegiatan KKN di desa Mangunrejo didukung oleh
beberapa aspek, antaralain yaitu partisipasi dari pihak : masyarakat, perangkat
desa, perangkat sekolah, dan kerjasama tim KKN sehingga kegiatan berjalan
dengan lancar dan tidak ada hambatan suatu apapun. Kegiatan yang dilaksanakan
sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya karena bantuan dari berbagai pihak.
Aspek yang lain yaitu dari pihak tim KKN UNS yang selalu menepati
kegiatan seseai jadwal yang telah direncanakan. Jadi kesimpulannya tidak ada
kegiatan yang belum terlaksana.
B.
Kegiatan Penunjang
1. Jenis kegiatan
Program kerja penunjang yang ketiga adalah
lomba kebersihan. Kesadaran akan menjaga kebersihan
lingkungan sekitar bukanlah merupakan suatu hal yang baru bagi warga desa
Mangunrejo. Kerja bakti yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali menjadi
aktivitas rutin warga desa Mangunrejo guna menjaga kebersihan lingkungan desa.
Sehubungan dengan hal ini, bertepatan dengan menjelang peringatan hari
kemerdekaan Indonesia 17 Agustus, mahasiswa KKN UNS periode Juli-Agustus 2016
yang ditempatkan di Desa Mangunrejo menjadi bersemangat dalam mengajak warga
untuk semakin peduli akan kebersihan lingkungan. Tujuan umum dari adanya lomba kebersihan yaitu agar mengajak warga untuk semakin peduli akan kebersihan lingkungan. Tujuan khusus lomba kebersihan yaitu sebagai sarana mahasiswa KKN UNS untuk semakin mendekatkan diri dengan
warga sekitar. Lomba kebersihan
ini diperuntukan untuk semua warga Desa mangunrejo. Program
ini melibatkan mahasiswa KKN UNS,
perangkat desa, dan seluruh warga desa Mangunrejo untuk bersama beraktivitas dan melakukan hal positif yakni
kerja bakti guna menjaga kebersihan lingkungan. Program acara ini telah dilaksanakan
pada tanggal 07 Agustus 2016.
Program kerja penunjang yang terakhir adalah
lomba 17 Agustus. Kegiatan ini dilakukan dalam
rangka meningkatkan rasa cinta tanah air dan mengenang kembali jasa para
pahlawan perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, maka Tim KKN UNS bermaksud menyelenggarakan rangkaian
acara peringatan Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia dengan
kegiatan-kegiatan diantaranya lomba ketangkasan untuk anak-anak, bapak-bapak,
dan ibu-ibu. Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk membakar semangat seluruh masyarakat
terutama generasi pemuda-pemudi di Desa Mangunrejo ini. Tujuan diadakan lomba 17
agustus ini adalah pertama, mempererat
tali silaturahmi antar sesama warga di Desa Mangunrejo. Tujuan lomba 17 Agustus yang
kedua adalah meningkatkan semangat juang dalam meraih prestasi diantara
anak-anak, pemuda dan orang tua. Tujuan lomba 17 Agustus yang ketiga adalah
memupuk semangat kebangsaan antar generasi untuk memperkuat ketahanan nasional
menghadapi tantangan global. Sasaran lomba 17 agustus ini adalah warga desa
Mangunrejo. Program ini diisi oleh Tim KKN UNS yang bekerja sama dengan
Karang Taruna di Desa Mangunrejo. Lomba 17 Agustus ini akan dilaksanakan di
salah satu Dusun di Desa Mangunrejo
yaitu dusun Paseban yang dapat diikuti oleh seluruh
masyarakat di Desa Mangunrejo. Untuk daftar macam-macam lomba yang
telah diselenggarakan yaitu lomba make up suami istri, lomba balap karung, lomba memasukkan
pensil ke dalam btol, lomba kelereng, lomba pecah air, lomba asmaul husna, dan
lomba adzan.
2.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Dalam
pelaksanaan kegiatan mandiri ini terdapat faktor pendukung dan faktor
penghambat, faktor pendukungnya antara lain:
a. Keterbukaan warga masyarakat Desa Mangunrejo terhadap tim KKN.
b.
Dukungan penuh perangkat desa
terhadap setiap kegiatan KKN.
c.
Kerjasama yang baik antara tim KKN
dengan perangkat desa,
d.
Kerjasama yang baik antara tim KKN
dengan pengurus dan anggota PKK.
e.
Kerjasama yang baik antara tim KKN
dengan pengurus dan anggota karang taruna
f.
Ketersediaan fasilitas yang
memadai untuk melaksanakan program-program KKN.
g.
Antusias
anak-anak bimbel.
Adapun faktor
penghambatnya antara lain:
a. Luasnya wilayah Desa Mangunrejo membuat sulitnya menyebarkan informasi terkait program yang diadakan
secara merata.
b.
Banyaknya acara pribadi membuat
sulitnya menyamakan waktu anggota PKK untuk mengadakan program KKN.
c.
Ada
beberapa kegiatan Tim KKN seperti mencari kebutuhan program tertentu sehingga
karena waktu yang bertabrakan menyebabkan ditiadakannya program lain. Program
yang sering menjadi korban waktu ini adalah bimbingan belajar bersama malam.
d.
Keterbatasan
kendaraan sebagai sarana transportasi Tim KKN dalam menjalankan program menjadi
penghambat tersendiri ketika terdapat beberapa program atau undangan kerja yang
dilaksanakan dalam waktu bersamaan.
3.
Hasil yang Dicapai dan Tindak
Lanjut
Hasil yang diharapkan dengan adanya lomba kebersihan adalah memberikan
contoh kepada warga untuk hidup sehat dengan selalu membersihkan lingkungan
tempat tinggal. Mengurangi tempat untuk sarang nyamuk demam berdarah, dan
membudayakan hidup sehat dan mensosialisasikan tentang bagaimana cara
menghindari terserang penyakit demam berdarah, diikuti dengan pembagian obat
secara gratis kepada warga agar setidaknya mampu mengurangi ancaman penyakit
Demam Berdarah yang sedang mewabah. Karena pada waktu KKN terdapat balita yang
meninggal karena tergigit nyamuk demam berdarah.
Hasil yang diharapkan dengan adanya program
Ajang Lomba Islami adalah memberikan motivasi kepada santri untuk meningkatkan
kualitas pemahaman agama dan akademik sekolah. Ke depannya, tindak lanjut dari
program ini adalah menumbuh kembangkan rasa percaya diri, keberanian dan
kreativitas anak-anak dalam mencoba hal-hal baru dan memupuk semangat kebangsaan antar generasi untuk memperkuat ketahanan
nasional menghadapi tantangan global.
4.
Partisipasi Masyarakat serta Peran
serta Pemda/Dinas/Instansi
Partisipasi
masyarakat dalam program Bimbingan
Belajar Bersama ini dikatakan sangat baik, hal ini dapat
terlihat dari antusiasme anak-anak ketika mengikuti kegiatan Bimbingan Belajar Bersamayang diadakan pada malam hari. Dapat pula dilihat dari antusiasme guru yang mendukung berjalannya
pembelajaran. Perangkat Desa
Mangunrejo, anggota program kesejahteraan keluarga, dan perkumpulan pemuda
dusun Galan 1 pun memiliki peran serta yang besar dalam setiap program
penunjang yang dilaksanakan oleh tim KKN UNS Desa Mangunrejo.
5.
Kegiatan yang Belum Terlaksana
Dalam kegiatan KKN di desa Mangunrejo tidak ada
kegiatan yang tidak terlaksana. Kegiatan KKN di desa Mangunrejo didukung oleh
beberapa aspek, antaralain yaitu partisipasi dari berbagai pihak antara lain masyarakat,
perangkat desa, perangkat sekolah, dan kerjasama tim KKN sehingga kegiatan
berjalan dengan lancar dan tidak ada hambatan suatu apapun. Kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya karena bantuan dari
berbagai pihak. Aspek yang lain yaitu dari pihak tim KKN UNS yang selalu
menepati kegiatan seseai jadwal yang telah direncanakan. Jadi kesimpulannya
tidak ada kegiatan yang belum terlaksana.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah kurang lebih 6
minggu program KKN berlangsung di Desa Mangunrejo Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak. Kami tarik kesimpulan
bahwa pelaksanaan KKN yang telah terprogramkan dapat berjalan sesuai dengan yang telah
direncanakan. Ada beberapa hal dari kegiatan KKN yang dapat kami tarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Program Utama
a. Untuk program utama yang pertama adalah
pembuatan plang nama desa berbeda dengan yang direncanakan dalam proposal yaitu
penyuluhan budi daya puyuh. Hal tersebut dikarenakan kurangnya antusias para
peternak puyuh apabila dilaksanakan penyuluhan. Alasan kedua adalah para warga
dan kepala desa dan dusun Mangunrejo lebih menginginkan dan mengusulkan untuk
dibuatkan plang papan nama desa dan dusun. Karena hal tersebut dianggap lebih
bermanfaat. Letak desa Mangunrejo yang terlalu luas dan menyebar membuat
masyarakat umum bingung untuk mencari letak dusun-dusun di desa mangunrejo.
Dengan adanya plang papan nama desa dan dusun, masyarakat umum sangat terbantu
dalam mencari nama dusun di desa Mangunrejo.
b. program kerja utama yang pertama yaitu praktik
pembuatan nugget lele. Pelaksanaan program ini bertujuan
untuk meningkatkan kreatifitas warga dalam mengasah keterampilannya pada inovasi produk olahan lele,
seperti praktik pembuatan nugget dari bahan dasar lele. Selain itu, juga untuk
meningkatkan nilai tambah dari lele itu sendiri agar lebih besar. Juga mengisi
waktu luang ibu-ibu yang lebih banyak digunakan untuk mengobrol dengan tetangga
agar menjadi lebih bermanfaat.
c. penyuluan pembuatan pupuk organic dari limbah kotoran puyuh dengan tujuan untuk
meningkatkan kesadaran dan pemahaman warga Desa Mangunrejo terhadap pemanfaatan
limbah kotoran burung puyuh yang dapat berdampak positif pada peningkatan hasil
pertaniandan peterakan khususnya di bidang pertenakan burung puyuh didukung
oleh banyaknya limbah kotoran burung puyuh yang di miliki oleh peternak burung
puyuh di desa mangunrejo serta banyaknya limbah serbuk gergaji dari limbah
pembangunan rumah kayu yang di gunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan
pupuk, juga banyaknya petani yang membutuhkan alternatif pupuk untuk pertanian
mereka untuk menghemat pengeluaran.
d. Program senam ceria diadakan tiga kali selama
KKN di PAUD dan TK di desa mangunrejo.
e. Program pembutan gantungan kunci dan bross
dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 07 Agustus 2016 dengan pesertanya remaja
dan karangtaruna.
f. Program bimbel dibagi menjadi tiga yaitu
program bantu mengajar di PAUD dan TK se Desa Mangunrejo, program TPA di Madin
dan TPA di perumahan warga, dan program Bimbingan belajar yang dilaksanakan
setiap Senin sampai Sabtu.
2.
Kegiatan
Penunjang
a.
Tujuan khusus lomba kebersihan yaitu sebagai sarana mahasiswa KKN UNS untuk semakin mendekatkan diri dengan
warga sekitar. Lomba kebersihan
ini diperuntukan untuk semua warga Desa mangunrejo. Program
ini melibatkan mahasiswa KKN UNS,
perangkat desa, dan seluruh warga desa Mangunrejo untuk bersama beraktivitas dan melakukan hal positif yakni
kerja bakti guna menjaga kebersihan lingkungan. Program acara ini telah dilaksanakan
pada tanggal 07 Agustus 2016.
b.
Program
penunjang yang terakhir adalah lomba 17 agustus. Daftar lomba yang telah diselenggarakan yaitu lomba make up suami istri, lomba balap
karung, lomba memasukkan pensil ke dalam btol, lomba kelereng, lomba pecah air,
lomba asmaul husna, dan lomba adzan.
B. Saran
1.
Pemerintah Desa/Masyarakat
Setempat
a.
Pemerintah desa diharapkan lebih
dekat kepada masyarakat desa
secara menyuluruh ke semua penjuru wilayah di desa Mangunrejo.
b.
Pemerintah
dapat mendukung dan memberi bantuan terhadap kegiatan yang berhubungan dengan
warga desa dan bermanfaat bagi warga karena kesejahteraan warga merupakan
tanggung jawab pemerintah desa.
c.
Masyarakat
desa diharapkan dapat mendukung dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan KKN agar
tujuan dan sasaran dari program tersebut dapat terlaksana dengan baik.
d.
Pemberdayaan
pemuda di desa Mangunrejo harus lebih optimal untuk mendukung berjalannya
program-program pemerintah.
2.
Mahasiswa KKN periode berikutnya
a.
Dapat
melakukan interaksi atau mendekat dengan masyarakat dengan lebih baik.
b. Dapat mengikuti adat istiadat di desa setempat
untuk menciptakan suasana nyaman dalam berkehidupan bermasyarakat.
c.
Dapat
melaukan koordinasi yang lebih baik kepada seluruh aparat pemerintahan di desa
serta tokoh-tokoh masyarakat serta warga desa setempat.
d.
Dapat
bekerjasama lebih baik sebagai tim, membangun rasa kekeluargaan yang baik untuk
dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif dan partisipatif.
e.
Memperdalam
materi yang akan disampaikan berkaitan dengan program KKN yang dijalankan di
desa Mangunrejo.
f.
Melakukan
survey lapangan lebih mendalam untuk mendapatkan gambaran terhadap program KKN
yang lebih baik.
g.
Melakukan
persiapan yang matang untuk program yang akan di jalankan.
3.
Panitia pelaksana KKN
a.
Pengawasan
serta pembimbingan dilapangan diharapkan lebih optimal untuk seluruh kelompok
di seluruh desa.
b. Pemilih lokasi hendaknya
diperhatikan sehingga kegiatan KKN dapat berjalan lebih efektif. Lokasi yang
dirasakan sudah cukup maju hendaknya tidak dijadikan sebagai lokasi KKN.
c. Pengadaan
kegiatan penarikan mandiri oleh mahasiswa dinilai cukup memberatkan dari segi
finansial dan waktu karena pada akhir masa kkn seharusnya diperuntukan oleh
mahasiswa menyelesaikan program dan laporan.
(Gambar 1.1 Foto bersama DPL di Desa Mangunrejo, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak)
(Gambar 1.2 Foto bersama adik-adik Bimbingan Belajar di Dusun Galan 1)
(Gambar 1.3 Acara Karnaval 17 Agustus di Dusun Galan 1)
How to make money from a poker game
BalasHapusWith the help of some of the poker software companies, you งานออนไลน์ can make money from gambling, too, as well as creating money from other gambling games and
Blackjack Casino & Hotel - Mapyro
BalasHapusRoom types: 밀양 출장안마 Other 출장마사지 amenities: Free 김제 출장샵 Internet gaming, titanium wire poolside, and private pool.Room comfort: 4.5 Rating: 8.5/10 · 오산 출장안마 16 reviews